Sumber : Nanda Sayyid
Dari goresan
titik,titik tinta ini,ingin ku ceritakan sebuah kisah cinta yang memberikan ku
semangat baru dalam hidup,,sebuah kisag yg tak pernah bisa ku temui akhir kisah
perjalannya,,
aku jatuh cinta pada gadis berkerudung biru,seorang gadis yg dg senyum manis bagaikan bidadari surga yang turun ke bumi menjelma dirinya.
Namaku : M.Khoirul Azwa, aku terbiasa dipanggil Azwa, rasanya aku tidak betah untuk belajar mengaji di pondok pesantren. Hanya hafalan Al-Qur'an berbahasa dan kitab-kitab lainya, hanya itu yang kuperoleh, aku jenuh dengan kehidupanku di pondok pesantren.
* * *
Berawal dari diadakannya pengajian di masjid " At-taqwa, " pengajian itu dimulai, santri dan santriwati berada di dalam sebuah masjid yang hanya dibatasi oleh kain.
Ketika aku berjalan di ujung masjid, tiba-tiba aku melihat seorang pr yg sedang berjalan menuju pintu,pr itu tersenyum pada ku,"subhanallah"sungguh senyumanya membuat ku kagum,siapakah gerangan perempuan berkerudung biru itu?
Alangkah indahnya dirinya, tiada hentinya diriku memuji akan keindahan dirinya, dalam sadarku, sampai terbayang dalam tidurku, hanya kata-kata inilah yang bisa ku ungkapkan untuk dirinya:
"Tiada lelaki yang membantah kecantikanmu, kelembutan sikapmu, indahnya senyummu, yang kau pancarkan dibalik kerudung biru mungkinkah aku jatuh cinta pada gadis yang tidak pernah ku tau, walaupun hanyalah sebuah namanya."
"ya Allah.., betapa rindunya hatiku ingin berjumpa dengannya, jika memang dia jodohku satukanlah diriku dan dirinya dalam naungan cinta suci Mu, halalkan dirinya untuk ku, jadikanlah dia sekuntum bunga di hati ku, yang bisa ku jaga dengan imanku, kan ku rawat dengan cinta ku, sepenuh hatiku..."
Do'a itu yang slalu kupanjatkan dalam pintaku.
***
rasa rindu ini sudah tidak tertahankan lagi,aku beranikan diri untk meminta izin kepengurus pondok pesantren untuk keluar.Diam-diam aku mengajak teman ku menuju pondok pesantren putri.Ketika di jalan aku melihat rombongan santriwati yang sedang berjalan asyik di atas sana,mereka bercanda tawa,sampai salah satu diantara mereka tergelincir dan jatuh kebawah. Aku mencoba menolongnya, aku ingin menangkapnya tetapi justru dia yang memegang pundakku, sampai akhirnya kita berdua malah berguling di tanah dan ketika berhenti dia menciumku, dan kita berdua saling menatap. Betapa indahnya tatapan matanya, betapa kagetnya diriku, betapa senang hatiku bertemu dengannya, dan tamparannya menyadarkanku dari lamunan, tetapi dia justru marah kepadaku karena dia berfikir aku sudah memeluknya, menciumnya dan menatap matanya, aku mencoba untuk menjelaskannya dan mengajaknya berkenalan tetapi dia hanya menangis, aku menanyainya, apakah ada yang luka? Dia terus menangis dan air matanya menetes semakin banyak dan teman-temannya turun kebawah. Salah satu diantaranya menanyainya.
"Raeta, apakah kamu baik-baik saja, kamu tidak apa-apa kan, kenapa menangis?"
dan diantara temannya memarahiku,
"kamu apakan dia sampai menangis,?"
"Aku juga bingung, aku tidak tahu, aku mencoba menjelaskannya dan aku hanya ingin berkenalan dengannya, nona...,"
tetapi mereka pergi meninggalkan diriku dan temanku, aku bingung dan senyum-senyum di jalan.
"Azwa... Kamu sudah gila ya...? Apa yang sedang kau fikirkan.?"
"siapa nama gadis yang kutolong tadi,? Betapa indahnya dirinya."
"Astaghfirullahal adzim, baru kali ini aku melihatmu seperti kesetanan."
"Apa maksudmu,?"
"Kau ingin mengenalnya, terus dekat dengannya, pacaran dan menambah kemaksiatan di Muka bumi ini,?"
"ya ngga' lah, aku hanya ingin mengenalnya saja."
"sama saja, pertama kenalan terus..."
"sudah jangan diteruskan, nanti kita terlambat ke Masjid untuk sholat jum'at."
Setelah sholat jum'at, saya melanjutkan aktivitas seperti biasanya, belajar mengaji dan mendengarkan ceramah dari bapak KH. Muslih.
Sesampai dikamar sambil membaringkan tubuh diatas ranjang tempat tidurku, dan aku melihat ada yang bersinar kuning di dalam baju (kaos dalam) ternyata sebuah liontin kalung yang bertuliskan nama " AREETA ". Ternyata liontin ini miliknya. Ini berarti aku ada kesempatan untuk bertemu dengannya, dan mengembalikan liontin ini padanya. Aku sempat berfikir, "apakah setiap wanita akan meninggalkan sesuatu untuk lelaki yang disukainya, dan ia berharap lelaki itu akan mengembalikannya.?"***
Keesokan harinya aku mengajak temanku ke pondok pesantren putri, dan aku tidak bertemu dirinya lagi, hanya kabar yang ku dengar, dia terbang ke cairo dengan beasiswa yang diperolehnya. Betapa sedihnya hatiku dan hilan semua harapan ku untuk bertemu dengannya. Aku sakit karena cintaku padanya, dan diriku terbaring di Rumah sakit selama dua minggu, aku menyesali diriku sendiri mengapa aku tidak belajar giat untuk bisa berprestasi seperti dirinya. Hanya penyesalan yang ku rasakan.
***
Detik berganti menit, menitpun berganti jam, jam berganti hari, dan haripun berganti tahun. Sampai akhirnya, orang tuaku berniat untuk menjodohkan ku denan perempuan lain, aku hanya terdiam tidak memjawab. Karena aku masih menginginkan berjumpa dengannya. Nasehat ayah menyadarkanku dari lamunanku.
" kamu jangan khawatir, ayah tidak akan memaksamu, mintalah pada Allah agar kamu bisa memilih, jalani ta'aruf dulu. Siapa tau saja cocok."
dua hari lagi aku akan menjalankan Ta'aruf itu. Bertemu dengan keluarga plus perempuan yang akan dijodohkan denganku.
***
Akhirnya hari itu terjadi juga, hatiku berdebar-debar. Perasaanku tak dapat ku ungkapkan dengan kata-kata, jantung ku berirama menyanyikan lagu cintaku dengannya, ternyata perempuan yang aku cintai akan menjadi belahan jiwaku, kini semerbak harum itu kurasakan pula memenuhi hatiku.
"Seindah pelangi yang menghias disenja hari. Terang bagaikan pohon tak sepucuk daun, begitu pun kisah cinta yang baru saja aku alami dengan kenangan yang pedih," Dirimu aku sanjungkan dalam hidupku, aku tinggikan dalam hatiku tak pernah terfikir melepas cintamu.
"CINTA MU"
aku jatuh cinta pada gadis berkerudung biru,seorang gadis yg dg senyum manis bagaikan bidadari surga yang turun ke bumi menjelma dirinya.
Namaku : M.Khoirul Azwa, aku terbiasa dipanggil Azwa, rasanya aku tidak betah untuk belajar mengaji di pondok pesantren. Hanya hafalan Al-Qur'an berbahasa dan kitab-kitab lainya, hanya itu yang kuperoleh, aku jenuh dengan kehidupanku di pondok pesantren.
* * *
Berawal dari diadakannya pengajian di masjid " At-taqwa, " pengajian itu dimulai, santri dan santriwati berada di dalam sebuah masjid yang hanya dibatasi oleh kain.
Ketika aku berjalan di ujung masjid, tiba-tiba aku melihat seorang pr yg sedang berjalan menuju pintu,pr itu tersenyum pada ku,"subhanallah"sungguh senyumanya membuat ku kagum,siapakah gerangan perempuan berkerudung biru itu?
Alangkah indahnya dirinya, tiada hentinya diriku memuji akan keindahan dirinya, dalam sadarku, sampai terbayang dalam tidurku, hanya kata-kata inilah yang bisa ku ungkapkan untuk dirinya:
"Tiada lelaki yang membantah kecantikanmu, kelembutan sikapmu, indahnya senyummu, yang kau pancarkan dibalik kerudung biru mungkinkah aku jatuh cinta pada gadis yang tidak pernah ku tau, walaupun hanyalah sebuah namanya."
"ya Allah.., betapa rindunya hatiku ingin berjumpa dengannya, jika memang dia jodohku satukanlah diriku dan dirinya dalam naungan cinta suci Mu, halalkan dirinya untuk ku, jadikanlah dia sekuntum bunga di hati ku, yang bisa ku jaga dengan imanku, kan ku rawat dengan cinta ku, sepenuh hatiku..."
Do'a itu yang slalu kupanjatkan dalam pintaku.
***
rasa rindu ini sudah tidak tertahankan lagi,aku beranikan diri untk meminta izin kepengurus pondok pesantren untuk keluar.Diam-diam aku mengajak teman ku menuju pondok pesantren putri.Ketika di jalan aku melihat rombongan santriwati yang sedang berjalan asyik di atas sana,mereka bercanda tawa,sampai salah satu diantara mereka tergelincir dan jatuh kebawah. Aku mencoba menolongnya, aku ingin menangkapnya tetapi justru dia yang memegang pundakku, sampai akhirnya kita berdua malah berguling di tanah dan ketika berhenti dia menciumku, dan kita berdua saling menatap. Betapa indahnya tatapan matanya, betapa kagetnya diriku, betapa senang hatiku bertemu dengannya, dan tamparannya menyadarkanku dari lamunan, tetapi dia justru marah kepadaku karena dia berfikir aku sudah memeluknya, menciumnya dan menatap matanya, aku mencoba untuk menjelaskannya dan mengajaknya berkenalan tetapi dia hanya menangis, aku menanyainya, apakah ada yang luka? Dia terus menangis dan air matanya menetes semakin banyak dan teman-temannya turun kebawah. Salah satu diantaranya menanyainya.
"Raeta, apakah kamu baik-baik saja, kamu tidak apa-apa kan, kenapa menangis?"
dan diantara temannya memarahiku,
"kamu apakan dia sampai menangis,?"
"Aku juga bingung, aku tidak tahu, aku mencoba menjelaskannya dan aku hanya ingin berkenalan dengannya, nona...,"
tetapi mereka pergi meninggalkan diriku dan temanku, aku bingung dan senyum-senyum di jalan.
"Azwa... Kamu sudah gila ya...? Apa yang sedang kau fikirkan.?"
"siapa nama gadis yang kutolong tadi,? Betapa indahnya dirinya."
"Astaghfirullahal adzim, baru kali ini aku melihatmu seperti kesetanan."
"Apa maksudmu,?"
"Kau ingin mengenalnya, terus dekat dengannya, pacaran dan menambah kemaksiatan di Muka bumi ini,?"
"ya ngga' lah, aku hanya ingin mengenalnya saja."
"sama saja, pertama kenalan terus..."
"sudah jangan diteruskan, nanti kita terlambat ke Masjid untuk sholat jum'at."
Setelah sholat jum'at, saya melanjutkan aktivitas seperti biasanya, belajar mengaji dan mendengarkan ceramah dari bapak KH. Muslih.
Sesampai dikamar sambil membaringkan tubuh diatas ranjang tempat tidurku, dan aku melihat ada yang bersinar kuning di dalam baju (kaos dalam) ternyata sebuah liontin kalung yang bertuliskan nama " AREETA ". Ternyata liontin ini miliknya. Ini berarti aku ada kesempatan untuk bertemu dengannya, dan mengembalikan liontin ini padanya. Aku sempat berfikir, "apakah setiap wanita akan meninggalkan sesuatu untuk lelaki yang disukainya, dan ia berharap lelaki itu akan mengembalikannya.?"***
Keesokan harinya aku mengajak temanku ke pondok pesantren putri, dan aku tidak bertemu dirinya lagi, hanya kabar yang ku dengar, dia terbang ke cairo dengan beasiswa yang diperolehnya. Betapa sedihnya hatiku dan hilan semua harapan ku untuk bertemu dengannya. Aku sakit karena cintaku padanya, dan diriku terbaring di Rumah sakit selama dua minggu, aku menyesali diriku sendiri mengapa aku tidak belajar giat untuk bisa berprestasi seperti dirinya. Hanya penyesalan yang ku rasakan.
***
Detik berganti menit, menitpun berganti jam, jam berganti hari, dan haripun berganti tahun. Sampai akhirnya, orang tuaku berniat untuk menjodohkan ku denan perempuan lain, aku hanya terdiam tidak memjawab. Karena aku masih menginginkan berjumpa dengannya. Nasehat ayah menyadarkanku dari lamunanku.
" kamu jangan khawatir, ayah tidak akan memaksamu, mintalah pada Allah agar kamu bisa memilih, jalani ta'aruf dulu. Siapa tau saja cocok."
dua hari lagi aku akan menjalankan Ta'aruf itu. Bertemu dengan keluarga plus perempuan yang akan dijodohkan denganku.
***
Akhirnya hari itu terjadi juga, hatiku berdebar-debar. Perasaanku tak dapat ku ungkapkan dengan kata-kata, jantung ku berirama menyanyikan lagu cintaku dengannya, ternyata perempuan yang aku cintai akan menjadi belahan jiwaku, kini semerbak harum itu kurasakan pula memenuhi hatiku.
"Seindah pelangi yang menghias disenja hari. Terang bagaikan pohon tak sepucuk daun, begitu pun kisah cinta yang baru saja aku alami dengan kenangan yang pedih," Dirimu aku sanjungkan dalam hidupku, aku tinggikan dalam hatiku tak pernah terfikir melepas cintamu.
"CINTA MU"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar