Social Icons

Pages

Senin, 13 Februari 2017

Puisiku

SEMANGAT PAGI DUNIA

Riuh rimbun padang rumput
Ranah hijau membentang
Terbasuh embun
Sejuk

Pagi
Membuka cakrawala
Mentari menyapa bumi
Seberkas sinar seruan alam

Melawan terik keangkuhan matahari
Mengejar impian waktu
Khalayak bertaruh
Ramai

Mimpi
Nyata tertunda
Tangan menggenggam ikhtiar
Taklukkan dunia gapai megahnya

Secercah harapan awali nurani
Bergelut deru peluh
Memacu diri
Semangat

Yakin
Gelora membara
Meniti haluan hari
Masa cerah menanti pasti

Puisi by : Kemilau Mata Bening
SAA Makasar, 23 Maret 2016
‬Jenis Puisi : Patidusa

PERJUANGAN DAN DOA

Panas
Surya membakar
Keringat mengalir deras
Demi rizki yang barokah

Berjuang dengan sepenuh hati
Tanpa rasa lelah
Untuk keluarga
Tercinta

Harapan
Doa menyertai
Di setiap langkah
Menuju ridho sang Ilahi

Tetap tersenyum dan bersyukur
Atas pemberian Ilahi
Sebuah nikmat
Rizki

Puisi by : Syahroni Djadul
Wonosobo,23 Maret 2016
Jenis Puisi : PATIDUSA_BIAS

MALAM SERIBU DOA  

Tuhan 
Dzat pemurah 
Penyejuk jiwa insan 
Ampunilah nada napas hidupku 

Segala tempat syukur rahmatMu 
Pembimbing doa hati 
Seribu malam 
Sujudku 

Bersimpuh 
Asingkan diri 
Dalam sudut sunyi 
Di antara renungan rindu 

Sesalku pun berembun dosa 
Mengusik memburu nadi 
Cahaya cinta 
RahasiaMu 

Puisi by : Galang Saputra
Semarang, 23.03.2016
Jenis Puisi : Patidusa
SANG PENCERAH

Sebuah nama pendamai jiwa
Tenangkan riuh angkara
Wujudmu nyata
Pencerah

Barokah
Setiap langkah
Memberi petunjuk arah
Engkau Sang Maha Pemurah

Dalam sepi duduk bersimpuh
Membuang rasa angkuh
Amarah luruh
Peneduh

Pencipta
Tuhan semesta
KasihMu sungguh nyata
Memeluk seluruh alam raya

Puisi by : Nana Irnadya
Serangoon, 23 Maret 2016
Jenis Puisi : Patidusa_asli

TERIMA KASIH
Ucap kata penuh syukur
Saat rahmat didapat
Buah jujur
Nikmat

Berkah
Meluap ruah
Tak terhingga hitungan
Jangan siasiakan anugerah Tuhan

Pujian bagi Allah, Alkhamdulillah
Sebab kebaikan tercurah
Wujudkan nikmat
Sholat

Puisi by : Ayue Hastari
Carangan, 23.03.2016
Jenis Puisi : Patidusa

‪HINDARI TEGURAN ILAHI

tebersihan hati dalam hidup
harus lebih utama
agar hidup 
terjaga

teguran
sang pencipa
mengingatkan setiap mausia
dengan terjadinya bencana alam

sadarlah wahai insan dunia
kembalilah pada ilahi
supaya hidup
bahagia

jangan
tunggu musibah
datang lebih dahsyat
karena kelalaian hidup manusia

luruskanlah perjalanan hidup ini
sesuai kehendak pencipta
hingga tercapai
ridhanya

Puisi by : eyang jayakusuma
Bandung, 23 Maret 2016
Jenis puisi : Patidusa
GELUDUK GEMURUH

Dari kejauhan sana, terlihat
Lecutan-lecutan bunga kilat
Bercampur gemerusuk
Geluduk

Gemuruh
Memekik gaduh
Susul-menyusul, ricuh
Menemani tirta nan luruh

Aku terbawa takut, berkeluh
Menyungga langkah keruh
Menyisih guruh
Gemuruh

Geluduk
Bercampur-aduk
Dingin angin mendekat
Bernaung aku tak sempat

Puisi by : Urip Widodo
Sedati, 22.03.2016
11.52 P.M.
‎Jenis Puisi : PATIDUSA_ASLI

DOSA

Angin 
Bawalah aku
Jenuhku akan duniaku
Serasa mati dalam kehidupan

Air
Hanyutkan aku
Agar diriku damai
Tak mengenal masa lalu

Tanah
Kuburlah aku
Agar aku dapati
Singgasana kehidupan yang baru

Tuhan 
Maafkan aku
Aku yang berdosa
Mengharap akan cahaya ampunan

Puisi by : Djadul
Wonosobo,22 Maret 2016
Jenis Puisi : Patidusa

MALAIKATKU DALAM PUSARA

Engkau istana atma yang hampa
Melebur tawa berbagai cerita
Penjaga tubuh yang tak berdaya
Menghapus tetesan air mata

Sepintas bayang memunajat selang 
Pada kasih yang terkenang 
Ajarkan arti akan cinta 
Menyentuh selembut kapaskapas sutera

Pada keabadian aku menyapa
Rasa menyulam benangbenang rindu 
Datangi sewujud haturkan darma
Merapal ayatayat senandung doaku

Pada tanah pusara kuluapkan segala
Di antara nisan kutumpahkan doa
Tangis memecah seakan hilang sebahu dada
Rindu menetes sesaknya netra tirta

Puisi by : Nur YanMalpalikers
Pati, 22 Maret 2016


BONGKAHAN NAFSU

Pekat pandang tak terkira
Melekat dalam asa
Membuncah dalam telaga
Biusan mantra telah terbaca

Tak kuasa akan tebaran pesona
Membuatku semakin terpana
Pada harap gejolak rasa
Telah lama buatku tersiksa

Miris sekali, mantramu luluh
Jiwa meronta penuh keluh
Aku takut pandangan terperangah
Gejolak nafsu kian membuncah

Bayangmu bergelayut kian menggila
Terjebak akan hasrat asmara
Bergulir dalam lorong jelaga
Terkesima akan indahnya perihal cinta

Puisi by : Kolab Faqih feat Arista

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates