Social Icons

Pages

Rabu, 15 Februari 2017

Perjodohan yang Terulang

Perjodohan yang Terulang


   Diam-diam Naufal dijodohkan dengan seorang gadis cantik anak pengusaha terkenal dari Jakarta. Aira, seorang model yang cukup ternama dan memiliki garis keturunan keraton jawa. Hubungan keluarga naufal dengan keluarga itu cukup baik bahkan sejak dulupun. Sebenarnya naufal akan dijodohkan dengan salah satu keluarga itu.

            Naufal yang saat itu kembali ke Surabaya untuk menjenguk neneknya, kaget dengan kehadiran beberapa orang di rumah itu. Awalnya, ia berfikir mereka adalah tamu atau kerabat keluarga yang datang dari jauh. Namun, ia sempat mendengarkan pembicaraan tentang keinginan neneknya itu untuk menjodohkannya nayla yang saat itu juga ikut dengan mereka.
            “Naufal…” panggil nenek naufal.
            “iya nek..” naufal menyahut. Lalu langsung menuju ruang tamu. Disitu ia melihat gadis yang akan di jodohkan dengannya. Cantik, namun ia sama sekali tak tertarik. Dihatinya kini sudah ad Ifthy, cinta pertama sekaligus terakhir yang ia inginkan.
            “ kenalkan ini naufal, cucu nenek yang tampan.” Ucap nenek naufal sambil mengenalkan naufal pada keluarga yang hadir diruang tamu.

            Melihat ketampanan naufal, nayla pun langsung jatuh hati. Bahkan tanpa ragu, ia meminta naufal untuk mengantarkanya belanja ke sebuah mall di Surabaya. Awalnya naufal menolak, namun karena neneknya selalu memaksa maka ia pun menurutinya.

            Naufal menemani nayla belanja di mall namun ia tak sekali pun memberikan perhatiannya kepada gadis itu. Naufal malah asyik dengan telepon genggamnya, ia lebih memilih berkomunikasi dengan ifthy yang saat itu juga sedang pulang ke Semarang. Untuk menjenguk orang tuanya. Sikap naufal yang dingin itu membuat nayla kesal dan jengkel, ia mencoba bersikap manja pada naufal namun justru naufal menghindar. Ya, selama ini nayla menjadi rebutan cowok yang mengejar cintanya, namun kaliini ia malah benar-benar jatuh cinta kepada naufal.

            Setelah mengantar nayla berbelanja, naufal pun segera mengajaknya pulang. Sudah hampir jam delapan malam dan ia tak ingin berlama-lama dengan nayla. Ia merasa tak nyaman dengan sikap nayla yang terlalu manja, atau dengan gaya pakaiannya yang minim. Sepanjang perjalanan, naufal hanya menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan nayla, selebihnya ia akan diam.

            “fakultas kedokteran ? wah, keren !” ucap nayla.
            “semua orang harus berjuang untuk meraih impiannya. Menjadi dokter adalah impianku   dan kini aku sedang berada di jalur yang tepat.”  
            “menurut aku hidup itu harus dinikmati saja. Mau jadi apa semua sudah ditentukan. Jadi, buat apa pusing-pusing menjalaninya.” Ucap nayla lagi dengan nada cuek. Mendengar perkataan itu, naufal pun semakin merasa tak suka dengan gadis manja yang duduk disebelahnya itu. Naufal mengemudikan mobilnya lebih cepat, agar bias cepat sampai kerumah. Ia ingin istirahat melepas penat sebelum kembali ke malang besok pagi.

            Sesampainya dirumah, mereka kemudian berbincang-bincang sebentar. Keluarga nayla pun pulang tak lama setelah itu. Naufa yang sudah terlihat lelah kemudian bergegas melangkah menuju kamarnya.
            “Naufal… nenek mau bicara sebentar.” Panggil nenek naufal.
            “iya nek sebentar.” Jawab naufal. Ia kembali lagi ke ruang tamu disana masih ada paman luqman yang masih membaca majalah.
            “duduklah dulu.” Ucap nenek naufal.
           
            Naufal lalu duuk dikursi wjahnya sudah terlihat mengantuk. Ia suah mengira kalau neneknya mau menbahas perjodohan.
            “kau sudah kenal nayla? menurutmu bagaimana?” Tanya nenek naufal.
            “gadis yang baik, manja…” jawab naufal datar.
            “cantik?” potong nenek naufal.
            “menurut naufal tidak begitu cantik. Ia cantik karena terlalu banyak riasan. Kenapa nek?” ucap naufal, ia ingin segera mengakhiri pembicaraan lalu tidur agar secepatnya bisa kembali ke malang dan menjemput ifthy di stasiun kereta.
            “naufal nenek tau semua pasti janggal, menurut nenek, nayla gadis yang baik, keluarganya pun terpandang.”
            “lalu?”
            “nenek ingin menjodohkanmu dengan nayla, kalian pasti akan menjadi pasangan yang sempurna. Naufal tampan dan nayla cantik.”

            Naufal terdiam, ingin rasanya ia meninggalkan ruang tamu. Namun, ia pun sadar posisinya dan tetap menjaga perasaan neneknya.
            “terimakasih nek, Cuma naufal udah memiliki pasangan dan naufal yakin ia adalah jodoh naufal kelak.” Balas naufal dengan nada yakin.

            Luqman yang sedang membaca majalah lalu meletakkan majalah itu ke meja. Suasana diruang tamu itu mengingatkannya dulu saat ia dan vina sedang berbicara dengan ibunya atau saat ia dan ibunya berdebat karena perjodohan dengan shinta. Kini, naufal pun harus menjalani hal yang sama, semata agar garis keturunan Soemoatmojo tetap ada dan terjaga.
            “Naufal, nenek tau itu. Tapi sebagai anggota Soemoatmojo juga sudah menjaga tugamu untuk terus menjaga tradisi. Mencari pasangan hidup yang pantas, yang baik bibit, bobot dan bebetnya..”
            “semua itu naufal dapatkan dalam diri gadis yang naufal cintai, nek. Gadis sederhana yan tak sekear baik bobot, bibit dan bebetnya, namun juga memiliki sikap dan tanggung jawab pula.”
            “Naufal..!!” kali ini susara nenek naufal terdengar di tinggikan. Ia tak suka keinginannya di tentang.
            “naufal punya hidup sendiri, nek. Naufal juga suah punya pilihan.”
           
            Naufal pun tertunduk dalam hati ia merasa bersalah karena menentang keinginan neneknya, namun ia juga sudah yakin dengan keputusannya. Memilih ifthy, sosok gadis yang kelak akan ia jadikan pendamping.
            “pikirkan baik-baik.” Ucap nenek naufal
            “maaf, nek. Bukan naufal ingin menentang nenek, tapi naufal hanya jalani apa yang menurut naufal sesuai hati nurani.”

            Luqman yang memulai perbincangan itu semakin meruncing akhirnya mencoba menjadi penengah.
            “sudahlah, sebaiknya semua bersabar, toh kita juga belum tahu bagaimana tanggapan keluarga nayla, begitu juga dengan naufal. Kita belum mengenal siapa gadis yang naufal pilih !” ujar luqman.
            “namanya ifthy, paman. Gadis sederhana dari keluarga sederhana, namun ia baik dan memiliki hati yang putih. Naufal mencintainya.” Sela nafal. Ia benar-benar sudah ingin beranjak tidur, tak ingin membahas masalah perjodohan yang menurutnya seperti merantai hati saja. Sebuah perbudakan halus yang justru membuat anak harus dalam keterpaksaan.
            “ifthy ? gadis sederhana ? apa yang kau harapka darinya ?” ujar nenek naufal.

            Mendengar perkataan itu, Naufal beranjak dari duuknya lalu melangkah menuju kamar. Baru sekali itu ia melakukan sikap mnentang, ia tak suka jika gadis yang dicintainya dihina. Luqman sendiri memahami kondisi itu, ia sangat megerti perasaan naufal yang juga pernah dirasakannya dulu.
            “sabarlah bu.” Ucap luqman
            “kau lihat itu ? anak sama saja dengan ayahnya.” Kata ibu luqman. Luqman terdiam. Ia lalu memilih untuk melanjutkan membaca majalah yang ada dimeja.
           
            Sementara itu, naufal yang sudah masuk ke dalam kamar kemudian merebahkan irinya diatas kasur. Ia benar-benar tak menyukai keinginan neneknya. Bagaimana mungkin dijaman sekarang masih ada bentuk perjodohan? Apa benar kalau paman luqman dulu dijodohkan dengan tante shinta? Bukankah dia tak memiliki darah Soemoatmojo, kenapa ia harus dipaksa mengikuti tradisi?
            Semua yang diberian keluarg Soemoatmojo sejak ia kecil hingga seperti sekarang memang tidak bisa digantikan dengan materi. Namun, bukan berarti ia pun harus menuruti keinginan tetang perjodohan itu. Terlebih lagi ia sudah sangat yakin jika ia mencintai ifthy. Gadis sederhana yang justru selalu membuatnya merasa nyaman. Saat pertama, atau sekedar bertukar pikiran. Ifthy memiliki pengetahuan yang luas, enek diajak bicara dan tidak seperti nayla yang sangat manja dan terkesan bodoh itu.

            Keesokan harinya, naufal pun kembali ke Malang. Suasana diruang makan saat sarapan tak seperti biasanya, serasa beku dan dingin. Naufal hanya diam menikmati roti, begitu juga nenek naufal. Setelah itu naufal pun berpamitan pergi ke malang, kali ini ia memang tak ingin bicara lagi tentang perjodohan, tentang nayla ataupun darah keturunan Soemotmojo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates