Cerpen Persahabatan – Persahabatan Di Ujung Senja
Kini ku habiskan waktuku tanpamu di kala senja, aku merindukanmu sahabat yang jauh di sana, aku merindukanmu, aku sungguh merindukanmu. Ku hanya bisa mencurahkan isi hatiku lewat coretan-coretan kecilku ini.
Flash back..
“Cha, kamu mau nggak aku panggil Juliet dan aku Romeonya?” Tanya Rangga, ya namanya memang Rangga, tepatnya Rangga Setiawan, dia adalah pahlawan di masa kecilku.
“Hm, emang kenapa aku harus jadi Juliet dan kamu Romeonya?” tanyaku.
“Hm, soalnya aku mau kamu inget terus sama aku, kisah Romeo dan Juliet itu so sweet banget, Romeo rela mati demi Juliet, begitu pun sebaliknya, jadi kelak kita akan seperti Romeo dan Juliet jadi kisahnya Jadi Icha dan Rangga,” jawabnya. “Ih, gak mau ah, aku belum mau mati kayak Romeo dan Juliet,” Jawabku.
“Hm, bukan gitu maksudnya, nanti Persahabatan kita akan tetap abadi, sampai ajal memisahkan kita, Icha dan Rangga selamanya akan tetap jadi sahabat,” ucapnya.
“hm, iya deh aku mau jadi julietnya Romeo,” Jawabku.
“Cha, kamu mau nggak aku panggil Juliet dan aku Romeonya?” Tanya Rangga, ya namanya memang Rangga, tepatnya Rangga Setiawan, dia adalah pahlawan di masa kecilku.
“Hm, emang kenapa aku harus jadi Juliet dan kamu Romeonya?” tanyaku.
“Hm, soalnya aku mau kamu inget terus sama aku, kisah Romeo dan Juliet itu so sweet banget, Romeo rela mati demi Juliet, begitu pun sebaliknya, jadi kelak kita akan seperti Romeo dan Juliet jadi kisahnya Jadi Icha dan Rangga,” jawabnya. “Ih, gak mau ah, aku belum mau mati kayak Romeo dan Juliet,” Jawabku.
“Hm, bukan gitu maksudnya, nanti Persahabatan kita akan tetap abadi, sampai ajal memisahkan kita, Icha dan Rangga selamanya akan tetap jadi sahabat,” ucapnya.
“hm, iya deh aku mau jadi julietnya Romeo,” Jawabku.
Keesokan harinya. Rangga tampak menungguku di tempat biasa kami bersenda gurau bersama di kala senja. “Hey!” aku pun mengagetkannya. “Argh, Juliet mah suka usil,” ucapnya. “Habisnya bengong aja,” jawabku. Kami pun bersenda gurau di kala senja itu menghabiskan waktu bersama seperti biasanya.. tapi entah kenapa Rangga tidak seperti biasanya, dia nampak sedih. “Cha, aku mau bilang sesuatu sama kamu,” ucapnya.
“Apa?” jawabku. “Hmm, aku sama keluargaku mau pindah, soalnya Ayahku pindah tugas ke luar kota, Jadi mau tidak mau aku harus ikut,” Saat mendengar itu raut wajahku seketika berubah menjadi sedih. Aku pun beranjak dari tempat dudukku disusul oleh Rangga. “Cha, aku janji bakalan selalu berkunjung kalau lagi liburan, Romeo Janji, Juliet..” ucapnya. Bibirku kaku tak sanggup mengucap apa pun, sungguh ini sangat menyakitkan, aku tak sanggup kehilangan Pahlawanku, namun apa boleh buat?
“Apa?” jawabku. “Hmm, aku sama keluargaku mau pindah, soalnya Ayahku pindah tugas ke luar kota, Jadi mau tidak mau aku harus ikut,” Saat mendengar itu raut wajahku seketika berubah menjadi sedih. Aku pun beranjak dari tempat dudukku disusul oleh Rangga. “Cha, aku janji bakalan selalu berkunjung kalau lagi liburan, Romeo Janji, Juliet..” ucapnya. Bibirku kaku tak sanggup mengucap apa pun, sungguh ini sangat menyakitkan, aku tak sanggup kehilangan Pahlawanku, namun apa boleh buat?
Hari ini Rangga akan meninggalkanku.
“Cha, aku pergi ya! Kamu jangan sedih, aku kan udah janji bakalan kembali hanya untuk Julietnya Rangga,” ucapnya.
“Tapi, siapa nanti yang akan menghapus air mata Juliet di kala Juliet sedih, dan siapa yang akan melindungi Juliet dari angsa-angsa yang nantinya mengejar Juliet,” ucapku.
“Cha, meski Raga kita berpisah, tapi ingat Hati kita akan selalu menyatu, lagi pula Romeo udah janji bakalan kembali untuk Juliet.” Mau tidak mau aku pun merelakan kepergiannya.
“Cha, aku pergi ya! Kamu jangan sedih, aku kan udah janji bakalan kembali hanya untuk Julietnya Rangga,” ucapnya.
“Tapi, siapa nanti yang akan menghapus air mata Juliet di kala Juliet sedih, dan siapa yang akan melindungi Juliet dari angsa-angsa yang nantinya mengejar Juliet,” ucapku.
“Cha, meski Raga kita berpisah, tapi ingat Hati kita akan selalu menyatu, lagi pula Romeo udah janji bakalan kembali untuk Juliet.” Mau tidak mau aku pun merelakan kepergiannya.
Pukul 22.00
setelah kepergiannya, entah kenapa aku tidak bisa tidur, ada rasa kekhawatiran dalam hatiku, tidak seperti biasanya aku seperti ini, “Apa karena kepergian Rangga?” tanyaku di dalam benakku. Namun tiba-tiba terdengar suara jeritan dari Ruang Tengah, aku pun keluar dari kamarku menuju sumber suara, yang ternyata berasal dari Bunda, aku pun menghampirinya, “Bun, Bunda, Bunda kenapa?” tanyaku.
“Rangga, Cha, Rangga,” jawabnya.
“Rangga.. Rangga kenapa Bunda?” tanyaku Khawatir.
“Rangga beserta keluarganya tewas dalam kecelakaan, tidak ada yang selamat,” Jawab Bunda.
Hatiku hancur berkeping-keping kala mendengar hal itu. Tak terasa air mata membasahi Pipiku. Rangga.. Tuhan Kenapa harus dia?
setelah kepergiannya, entah kenapa aku tidak bisa tidur, ada rasa kekhawatiran dalam hatiku, tidak seperti biasanya aku seperti ini, “Apa karena kepergian Rangga?” tanyaku di dalam benakku. Namun tiba-tiba terdengar suara jeritan dari Ruang Tengah, aku pun keluar dari kamarku menuju sumber suara, yang ternyata berasal dari Bunda, aku pun menghampirinya, “Bun, Bunda, Bunda kenapa?” tanyaku.
“Rangga, Cha, Rangga,” jawabnya.
“Rangga.. Rangga kenapa Bunda?” tanyaku Khawatir.
“Rangga beserta keluarganya tewas dalam kecelakaan, tidak ada yang selamat,” Jawab Bunda.
Hatiku hancur berkeping-keping kala mendengar hal itu. Tak terasa air mata membasahi Pipiku. Rangga.. Tuhan Kenapa harus dia?
Sejak kepergiannya meninggalkanku untuk selamanya. Ku duduk termenung sendirian di tempat biasa aku dan Rangga biasa menghabiskan waktu bersama di kala senja sampai di ujung Senja. Rangga.. di mana Janji kamu untuk kembali bersamaku? di mana Ngga? Rangga.. aku Janji bakalan jadiin kamu Romeo di hatiku untuk selamanya. Selamat jalan sahabatku. Selamat jalan pahlawanku. Aku akan selalu mengenangmu di kala senja. Kamu akan selalu di hatiku, persahabatan kita akan tetap abadi untuk selamanya. Walaupun raga memisahkan kita.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar